Ganjar Pranowo: Pelaku UMKM Butuh Pelatihan Packaging dan Market Place untuk Meningkatkan Kualitas Produknya

18 April 2021, 15:56 WIB
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengatakan bahwa pelaaku UMKM membutuhkan pelatihan packaging dan maarket place untuk meningkatkan kualitas produk mereka /Dok. Humas Pemprov Jateng/

KENDALKU - Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengungkapkan bahwa pelaku Usaha Kecil Mikro Menengah atau UMKM membutuhkan pelatihan packaging dan market place.

Kata Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, pelatihan packaging dan market place bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk para pelaku UMKM.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo itu menambahi, hal itu yang terus dikembangkan oleh Pemprov Jateng melalui Dinas Koperasi dan UMKM.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengatakan, berbagai cerita kesuksesan pelaku UMKM setelah mendapat pelatihan dan pembinaan itu juga beberapa kali juga diungkapkan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING Gratis AC Milan vs Genoa di TV Online Kick Off 17.30 WIB Liga Italia

Baca Juga: Pelaku UMKM Narraya Creation Yuli Widiasih Didatangi Ganjar Pranowo, Begini Kisah Usahanya

Baca Juga: Tidak Sepaham dengan KKB, Aktivis Papua Markus Yenu Bilang Begini

Seperti cerita pelaku UMKM yang didatangi Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo di sela gowes sambil menunggu waktu berbuka puasa, Sabtu, 17 April 2021, sore.

Cerita pertama datang dari Yuli Widiasih, owner dari 'Narraya Creation' di Kelurahan Bendan Dhuwur, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang.

Narraya Creation merupakan usaha yang bergerak di pengolahan limbah atau sampah plastik, kain perca, minyak kemiri dan minyak klentik.

Kata Yuli Widiasih, Narayya creation sudah berdiri sejak tahun 2007.

Dia melanjutkan, usahanya itu sudah bisa menggerakkan dan membina masyarakat sekitar termasuk anak-anak muda.

"Bergabung dengan pembinaan Karang Taruna sekitar 4-5 tahun lalu. Untuk bahan sampah plastik kami kumpulkan dari warung-warung," ujarnya saat didatangi Ganjar.

Dia menambahi, pihaknya mengambil dari warung dan dibarter dengan gula atau minyak

Dalam kesempatan itu, Yuli juga mendapat pesan dari Ganjar Pranowo agar pada masa pandemi ini bisa bersahabat dengan Covid-19.

Kata Ganjar, selain berkarya, tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Cerita kedua tentang kesuksesan pelaku UMKM disampaikan oleh pemilik UMKM 'Keripik Mbak Pesek', Sriyati.

Sriyanti mengaku sejak mendapatkan pelatihan dan bantuan dari pemerintah, produk keripik tempe produksinya berhasil memperluas pasar.

Bahkan bisa merambah ke minimarket, supermarket, serta tempat wisata dan pusat oleh-oleh.

Pelatihan terkait kemasan itu berhasil mendongkrak nilai jual, dari semula Rp 10 ribu bisa menjadi Rp15 ribu sampai Rp20 ribu per kemasan.

"Awalnya produk dikemas biasa. Setelah dapat bantuan dan pelatihan soal cara mengemas dengan labeling standard, juga bantuan terkait izin PIRT dari Dinkop Provinsi Jawa Tengah serta sertifikasi halal mulai bisa masuk ke minimarket dan supermarket," ujarnya.

Sriyanti merinci, sebulan dari dua pasar itu rata-rata Rp 15 juta.

Selain itu, lanjutnya, masih ditambah dengan menjual di kios, hasilnya sekitar Rp 400 ribu sampai Rp 600 ribu.

Sriyati menjelaskan, beberapa bantuan lain bersumber dari BAZNAS dan bantuan SCR untuk bahan baku.

Beberapa bantuan itu digunakan untuk membeli peralatan untuk mendukung produksi.

"Untuk kios namanya Kayla Snack. Sejak pandemi kerja sama dengan teman UMKM lain dengan menjualkan produk di kios. Buka pagi sampai pukul 15.00," katanya.

Cerita berikutnya dituturkan oleh pemilik UMKM 'Bagor Bucah' yaitu, Bawang Goreng Bu Cahyo.

Usaha bawang gorengnya semakin berkembang setelah difasilitasi oleh pemerintah.

Dia mengaku pihaknya mendapatkan pelatihan kemasan, sertifikasi halal, hak kekayaan intelektual, hingga pembinaan.

"Pelatihan yang didapat soal hak kekayaan intelektual, konsultasi kemasan dan pembukuan. Setelah pelatihan sangat membantu karena langsung diimplementasikan, misal cara menbuat kemasan dan foto produk bagus," ungkapnya.

Dia menambahkan, omzet juga bisa meningkat dua kali lipat.

Dia melanjutkan, dari dulu di bawah Rp 10 juta sekarang rata-rata Rp 20 juta.

Kata Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, bantuan dan pelatihan terhadap UMKM yang diberikan pemerintah telah mampu mengangkat nilai jual, memperluas pasar, hingga memberdayakan masyarakat sekitar.

"Cerita-cerita positif seperti yang bisa memicu kita untuk terus berinovasi termasuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pelaku UMKM," katanya dalam beberapa kesempatan terkait pengembangan UMKM di Jawa Tengah.

Dia menambahkan, bahkan kalau bisa kita menjadi off taker untuk membuka pasar.***

Editor: Risco Ferdian

Tags

Terkini

Terpopuler