Bagaimana Wartawan Afghanistan Diperlakukan Pemerintah Taliban ? Berikut Kenyataannya

- 11 September 2021, 18:00 WIB
Bagaimana Wartawan Afghanistan Diperlakukan Pemerintah Taliban ? Berikut Kenyataannya
Bagaimana Wartawan Afghanistan Diperlakukan Pemerintah Taliban ? Berikut Kenyataannya / Pixabay/ Alexas_Fotos./

 

KENDALKU – Sejumlah wartawan harian Afghanistan mengalami kekerasan ketika meliput protes sekelompok perempuan di Kabul bagian barat pada Rabu, 8 September 2021.
 
Sebelumnya Taliban menyatakan akan memberikan kebebasan pada wartawan yang meliput pemerintahan baru.
 
Pada konferensi pers 17 Agusus 2021 lalu, juru bicara kelompok Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan, pihaknya memberikan kebebasan kepada media swasta untuk menjalankan fungsi pers secara independen.
 
 
 
“Mereka dapat melanjutkan kegiatan mereka, tidak berat sebelah dari media sangat penting. Mereka dapat mengkritik pekerjaan kita sehingga kita dapat memperbaiki diri.” Jelasnya.
 
Namun seiring berjalannya waktu, para wartawan bukan hanya tidak diperbolehkan meliput, tapi mengalami tindak kekerasan.
 
Kelompok Taliban diketahui telah melakukan tindak pemukulan dan penahanan para wartawan yang meliput protes di Kabul, Afghanistan. 
 
Padahal sebelumnya Taliban menjanjikan kebebasan media pers.
 
 
Dua wartawan surat kabar Etilaatroz, Taqi Daryabi dan Nematullah Naqdi sempat ditahan oleh kelompok Taliban saat meliput protes.
 
Wartawan lain, Aber Shaygon dan Lutfali Sultani juga segera ke kantor polisi bersama editor surat kabar, Kadhim Karimi untuk menanyakan keberadaan rekan-rekan mereka.
 
Dilansir dari laman berita Al Jazeera, usai para wartawan memperkenalkan diri di kantor polisi, Taliban memperlakukan mereka dengan hina.
 
Disana para pejuang Taliban mendorong, menampar, dan menyita barang-barang mereka termasuk ponsel. Setelah itu mereka ditahan dan dianiaya.
 
Bukti penganiayaan tersebut telah didokumentasikan, dan di posting oleh pihak surat kabar secara online. Terlihat bukti yang jelas bahwa mereka mengalami tindak represif.
 
Punggung bawah Daryabi, kaki atas, dan wajahnya penuh dengan memar dan bekas luka. Lengan kiri Naqdi, punggung atas, kaki atas, dan wajahnya juga penuh dengan bekas cambukan.
 
Meskipun kelima pria tersebut dibebaskan setelah ditahan beberapa jam, Shaygan mengatakan mereka memberi peringatan dengan keras dari pejabat Taliban sebelum pergi.
 
“Apa yang dilakukan para demonstran ini adalah ilegal. Dan dengan menutupi hal-hal seperti itu, kalian semua melanggar hukum." Ungkap salah seorang pejabat Taliban.
 
"Kami akan melepaskanmu kali ini, tapi lain kali kau takkan keluar dengan mudah.” Ancamnya
 
Kehadiran Taliban telah memicu islamofobia dan menimbulkan antisipasi krisis kemanusiaan yang bakal terjadi di Afghanistan.
 
Laporan menunjukkan kelompok bersenjata tersebut melakukan tindak kekerasan dan intimidasi.***

Editor: Afrilila Indah Sidqiani

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x